Menjadi Kader Muhammadiyah: Kesempatan untuk Semua Usia
Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia yang memiliki semangat untuk menciptakan masyarakat yang berkemajuan. Salah satu nilai yang menjadikan Muhammadiyah terus relevan adalah keterbukaannya terhadap siapa saja, tanpa memandang usia. Dalam Muhammadiyah, menjadi kader dan berkontribusi adalah hak sekaligus kewajiban yang bisa dilakukan oleh siapa pun, dari anak muda hingga mereka yang telah memasuki usia lanjut.
Organisasi ini memiliki pandangan bahwa setiap individu memiliki potensi untuk berperan dalam membangun umat. Oleh karena itu, Muhammadiyah tidak membatasi kaderisasi hanya untuk generasi muda. Gerakan ini menyadari bahwa keberhasilan dakwah dan tajdid (pembaruan) tidak hanya bergantung pada satu generasi, tetapi pada kerja sama lintas generasi.
Generasi muda sering disebut sebagai tulang punggung masa depan Muhammadiyah. Organisasi ini memiliki banyak wadah untuk pembinaan generasi muda, seperti Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dan organisasi otonom lainnya. Melalui program-program ini, anak muda didorong untuk mengembangkan diri, baik dalam hal spiritual, intelektual, maupun kepemimpinan.
Kader muda Muhammadiyah juga diajarkan untuk mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam berbagai bidang kehidupan. Mereka didorong untuk inovatif, kreatif, dan mampu menghadapi tantangan zaman. Pendampingan dari senior menjadi faktor penting dalam membentuk karakter dan jiwa kepemimpinan mereka.
Namun, kiprah Muhammadiyah tidak hanya bertumpu pada anak muda. Generasi dewasa dan senior juga memiliki peran besar sebagai pilar penggerak organisasi. Dengan pengalaman dan wawasan yang mereka miliki, para kader senior sering kali menjadi mentor yang membimbing generasi muda untuk terus maju.
Banyak tokoh Muhammadiyah yang tetap aktif meskipun usianya tidak lagi muda. Mereka menunjukkan bahwa usia bukanlah halangan untuk terus berkontribusi. Dalam berbagai majelis dan lembaga Muhammadiyah, para senior ini berperan dalam pengambilan keputusan strategis, pengembangan amal usaha, hingga pembinaan dakwah.
Salah satu contoh nyata dari kaderisasi tanpa batas usia ini terlihat dalam amal usaha Muhammadiyah, seperti sekolah, rumah sakit, panti asuhan, hingga layanan sosial. Semua lini ini menjadi tempat kontribusi bagi berbagai kalangan usia. Generasi muda berperan sebagai tenaga penggerak yang penuh semangat, sementara generasi dewasa dan senior menjadi pengarah dan pembimbing.
Muhammadiyah juga memiliki banyak program yang melibatkan lintas generasi, seperti kajian Al-Qur’an, pelatihan dakwah, hingga kegiatan sosial kemasyarakatan. Dalam program-program ini, semua usia memiliki kesempatan untuk belajar dan berbagi pengalaman. Hal ini mencerminkan nilai inklusivitas yang dipegang Muhammadiyah.
Muhammadiyah adalah rumah yang terbuka untuk semua kalangan. Organisasi ini tidak hanya melihat usia sebagai angka, tetapi sebagai kekuatan yang saling melengkapi. Generasi muda membawa semangat dan inovasi, sementara generasi senior memberikan pengalaman dan kebijaksanaan.
Oleh karena itu, siapa pun yang memiliki niat baik untuk belajar, berdakwah, dan memberikan manfaat kepada masyarakat, Muhammadiyah adalah tempat yang tepat. Usia bukanlah penghalang untuk menjadi bagian dari perubahan.
Sebagai penutup, mari kita terus bersama-sama membangun Muhammadiyah yang lebih kuat dan inklusif. Tidak ada alasan untuk ragu berkontribusi, karena dalam Muhammadiyah, setiap langkah kecil adalah bagian dari perjuangan besar untuk umat.